FC Union Berlin berhasil menembus fase grup Liga Champions Eropa.
Jika kalimat tersebut dilontarkan 2 dekade silam, para pendukung Union Berlin sendiri mungkin tak akan percaya. Sekarang saja, mungkin mereka masih merasa bermimpi melihat Die Eisernen yang dulu terkatung-katung bisa membuat sejarah besar di level teratas sepak bola Eropa.
Pada 2004 silam, penggemar Union Berlin menggelar aksi “Bluten für Union”, sebuah aksi penggalangan dana lewat kegiatan donor darah yang bertujuan untuk membantu keuangan klub yang lisensinya terancam dicabut. Dengan darah para pendukungnya, Union Berlin berhasil selamat.
Pada 2008, lisensi Union Berlin kembali terancam gara-gara stadion mereka tak memenuhi standar keamanan. Melihat klub mereka tak memiliki dana yang cukup, lebih dari 2.300 pendukung Union Berlin dengan sukarela menyumbang tenaga mereka untuk merenovasi sendiri Stadion An der Alten Försterei. Sekali lagi Union Berlin kembali diselamatkan suporternya. Kali ini bukan dengan darah, tetapi dengan keringat.
Setelah itu, Union Berlin terus merangkak dari bawah hingga akhirnya meraih promosi bersejarah ke Bundesliga pada tahun 2019. Pada musim 2022, Union Berlin berhasil menembus kancah Eropa dengan berlaga di Liga Konferensi Eropa. Semusim kemudian, mereka tampil di Liga Europa dan kini akan segera debut di Liga Champions Eropa.
Lolos UCL, Union Berlin Belanja Besar
Musim lalu adalah musim terbaik Union Berlin sepanjang sejarah klub. Pasukan Urs Fischer sempat 7 pekan memimpin klasemen Bundesliga. Meski akhirnya finish di peringkat empat, Die Eisernen berhasil menembus Liga Champions Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Cerita dari klub anti-Stasi dari Berlin Timur itu sungguhlah heroik sekaligus inspiratif. Akan tetapi, butuh lebih dari sekadar cerita dongeng inspiratif untuk mampu tampil tidak mengecewakan di Liga Champions Eropa.
Berkaca dari hasil musim lalu, Union Berlin wajib memperdalam skuadnya. Meski sudah teruji di kancah domestik, tetapi Union belum bisa berbicara banyak di Eropa. Apalagi, panggung UCL yang akan mereka injak musim ini adalah habitat yang sangat berbeda dari Liga Konferensi Eropa ataupun Liga Europa. Tembok besar yang lebih sulit dirubuhkan sudah menanti dan Union Berlin sadar betul akan situasi tersebut.
Tak mau buang-buang waktu, Union Berlin langsung bergerak cepat untuk memburu pemain baru. Bahkan sebelum bursa transfer musim panas 2023 resmi dibuka, Union sudah mulai melancarkan aksinya.
Aktivitas transfer Union Berlin musim ini dibuka dengan dipermanenkannya Diogo Leite. Leite yang sudah dipinjam sejak musim lalu dipermanenkan Union Berlin setelah ditebus dari FC Porto seharga €7,5 juta.
Musim lalu, Diogo Leite tampil impresif dalam kesuksesan Union Berlin menembus UCL. Menjadi pilihan utama Urs Fischer dalam 40 pertandingan, Leite memegang peran vital di lini belakang.
Setelah menebus Diogo Leite, Union Berlin kemudian merekrut striker Denmark U-21, Mikkel Kaufmann yang ditebus dari FC Copenhagen dan meminjam Alex Kral dari Spartak Moskwa. Musim lalu, Kral sudah merasakan Bundesliga bersama Schalke 04.
Pemain berikutnya yang mendarat di Berlin Timur adalah Brenden Aaronson dan David Datro Fofana. Kedua pemain muda ini didatangkan dengan skema pinjaman dari Leeds United dan Chelsea.
Tak lama kemudian, Union Berlin meresmikan kedatangan Lucas Tousart dan Alexander Schwolow. Kebetulan, dua pemain ini direkrut dari Hertha Berlin, rival sekota Union Berlin yang baru terdegradasi ke Bundesliga 2.
Aktivitas transfer Union Berlin kemudian berlanjut dengan kehadiran striker muda Jerman, Benedict Hollerbach yang direkrut dari SV Wehen Wiesbaden. Hollerbach adalah mantan striker timnas U-18 Jerman dan merupakan lulusan akademi Bayern Munchen dan Stuttgart.
Tak berhenti disitu, Union Berlin kemudian menggebrak bursa transfer dengan meresmikan dua pemain bintang di bulan Agustus ini. Di waktu yang hampir bersamaan, Die Eisernen memulangkan Robin Gosens dan Kevin Volland ke Liga Jerman. Dua pemain tersebut ditebus dari Inter Milan dan AS Monaco.
Kedatangan Gosens dan Volland adalah bukti keseriusan Union Berlin membangun skuad yang lebih kompetitif untuk menyambut Liga Champions Eropa. Musim lalu, Robin Gosens menjadi bagian dari skuad Inter Milan yang menjadi finalis UCL. Sebelumnya, Gosens juga pernah jadi bagian dari skuad Atalanta yang berhasil menembus perempat final UCL.
Sementara itu, Kevin Volland punya pengalaman berlaga dan mencetak gol di UCL saat memperkuat Bayer Leverkusen dan AS Monaco. Volland dan Gosens adalah sosok pemain berpengalaman yang dibutuhkan The Iron Ones untuk bisa berbicara di kompetisi setinggi Liga Champions Eropa.
Demi UCL, Union Berlin Pecahkan Rekor Transfer
Total, sudah 10 pemain anyar yang sukses didatangkan Union Berlin di bursa transfer musim panas ini. Menurut hemat kami, jumlah tersebut sudah terbilang cukup bagi pendatang baru UCL. Apalagi, mereka tetap mempertahankan para pemain kuncinya.
Christopher Trimmel, Frederik Rønnow, Rani Khedira, Danilho Doekhi, Sheraldo Becker, dan Kevin Behrens masih ada dalam skuad. Begitu pula dengan 3 rekrutan Union di bulan Januari lalu, yakni Josip Juranovic, Aissa Laidouni, dan Jérome Roussillon yang telah menjadi andalan Urs Fischer dalam waktu yang singkat.
Namun, konon kabarnya, aktivitas transfer Union Berlin belum resmi ditutup. Saat naskah ini dibuat, Union Berlin santer dikabarkan makin dekat dengan buruan mereka selanjutnya, Leonardo Bonucci.
Mengutip dari Football Italia, bek veteran berusia 36 tahun itu tak lagi dibutuhkan Allegri dan telah dibekukan dari skuad Juventus musim ini. Setelah kepindahnnya ke Lazio menemui jalan buntu, Bonucci dikabarkan siap menerima tawaran Union Berlin.
Bonucci bukan satu-satunya pemain Juventus yang diincar. Menurut Sky Italia, Union Berlin juga sedang melakukan pembicaraan untuk bisa meminjam winger muda Juventus, Samuel Iling-Junior.
Jika transfer-transfer tersebut berhasil diselesaikan, maka skuad Union Berlin musim ini akan semakin kuat dan berbahaya. Namun, jikalau gagal, upaya Union Berlin untuk memperkuat skuadnya sudah bisa dibilang berhasil.
Di bursa transfer Bundesliga musim panas ini, jumlah pengeluaran Union Berlin memang hanya berada di urutan ketujuh. Namun, jika jumlah pendapatan mereka dikurangi jumlah pengeluaran, saldo akhir Union Berlin di bursa transfer musim panas ini menunjukkan angka minus terbanyak kedua di liga.
Sejauh ini, Union Berlin telah menggelontorkan dana hingga €32 juta atau setara Rp 556,21 miliar. Jumlah tersebut jadi pengeluaran transfer terbanyak mereka dalam sejarah.
Tak hanya memecahkan jumlah pengeluaran transfer terbanyak dalam sejarah, musim ini Union Berlin juga memecahkan rekor transfer termahal mereka setelah menebus Robin Gosens dengan harga €13 juta.
Belanja besar yang telah dilakukan menunjukkan kalau Union Berlin memang serius membangun skuad mereka untuk berlaga di musim ini. Namun, apakah aktivitas transfer mereka sudah cukup untuk menghasilkan skuad yang lebih kompetitif dari musim lalu? Semua itu tergantung pada Urs Fischer dan racikan taktiknya.
Selama Taktik Urs Fischer Masih Ampuh, Union Berlin Bisa Jadi Underdog
Urs Fischer sudah menangani Union Berlin sejak Juni 2018. Pelatih asal Swiss itu adalah sosok pelatih yang merevolusi kekutan Die Eisernen. Dari sebuah tim yang tak diperhitungkan hingga menjadi penantang juara.
Formasi andalan Urs Fischers adalah 3-5-2. Secara garis besar, taktik Urs Fischer membuat Union Berlin cenderung tampil pasif.
Formasi tersebut membuat pertahanan Union Berlin unggul jumlah pemain saat fase bertahan. Dengan keunggulan jumlah pemain di area bertahan, Union mencoba mengunci pemain lawan, membatasi pergerakan mereka, dan mengambil risiko dengan bermain tanpa bola.
Istilahnya, Union Berlin memaksa tim lawan membuat turnovers yang tinggi, lalu menciptakan situasi counter pressing dan kemudian memaksimalkan situasi tersebut dengan serangan balik cepat.
Serangan balik adalah senjata utama dari taktik Urs Fischer. Selain itu, senjata lainnya dari Union Berlin adalah set piece. Musim lalu, 18 dari 51 gol mereka berasal dari situasi bola mati.
Dengan taktik tersebut, jumlah gol yang dihasilkan Union Berlin memang tak sebanyak klub papan atas lainnya, tetapi di sisi lain, pertahanan mereka menjadi sulit ditembus. Musim lalu, Die Eisernen keluar sebagai tim dengan pertahanan terbaik di Bundesliga.
Taktik yang sukses mengantar Urs Fischer meraih dua penghargaan pelatih terbaik Jerman musim lalu itu terlihat masih ampuh di pekan pertama Bundesliga musim ini. Menghadapi Mainz, Fischer yang sudah memainkan 5 rekrutan anyarnya berhasil membawa Union menang 4-1.
Selama taktik Urs Fischer masih ampuh dan para pemain bisa tampil konsisten, wakil Berlin Timur ini masih akan jadi underdog di Bundesliga dan mungkin bisa melebarkan predikat tersebut ke Liga Champions Eropa.
Meski terlihat ambisius, tetapi Urs Fischer dan pasukannya kompak untuk tetap rendah hati dan menjaga ekspektasi serendah mungkin. Namun di sisi lain, para Unioners tak bisa membendung kebahagiaan mereka.
Sebagai informasi, Union Berlin tidak memakai Stadion An der Alten Försterei sebagai kandang mereka di UCL. Khusus di UCL, Union memilih untuk bermarkas di stadion yang biasa dipakai klub rival mereka, Olympiastadion yang berkapasitas 75.000 orang.
Konon kabarnya, situs Union Berlin mengalami gangguan ketika sebanyak 40 ribu tiket terusan laga penyisihan babak grup UCL mereka ludes terjual dalam satu hari. Para penggemar yang belum mendapat tiket harus menunggu penjualan tiket berikutnya yang baru akan dibuka setelah pengundian fase grup UCL dilakukan.
Antusiasme tinggi dari para Unioners dan belanja besar yang dilakukan klub menunjukkan kalau Union Berlin telah siap berlaga di UCL musim ini. Kini, tinggal kita nanti saja apakah musim ini Union Berlin masih bisa melampaui ekspektasi seperti musim-musim sebelumnya?
Referensi: Talksport, Transfermarkt, Bulinews, Football Italia, AP News, Total Football.