
Resmi sudah kepindahan Declan Rice ke Arsenal. Dengan kesepakatan nilai transfer sebesar 105 juta pounds, Rice jadi pemain Inggris termahal dalam sejarah. Mengalahkan rekor Jack Grealish yang dibeli Manchester City dari Aston Villa seharga 100 juta pounds.
Rice diyakini Arteta sebagai kepingan puzzle terakhir untuk skuadnya. Declan Rice adalah satu-satunya target utama Arteta musim panas ini. Mantan kapten West Ham itu adalah segalanya bagi Arteta dan bukan hal yang dilebih-lebihkan soal betapa pentingnya Rice untuk Arsenal musim depan.
Mendapatkan Rice artinya mengakhiri perburuan gelandang bertahan yang sangat panjang bagi Arsenal. The Gunners telah melewati banyak proses untuk bisa sampai ke tahap ini. Dimulai dari pencarian di awal musim kemarin sampai harus bersaing dengan klub-klub raksasa untuk dapatkan Rice. Bagaimana kronologinya?
Mencari Alternatif Gelandang Bertahan
Gelandang bertahan memang jadi posisi yang sedikit rumit untuk Arsenal. Bukan karena kekosongan posisi tersebut. Tapi kualitas yang dimiliki para pemainnya. Arteta melihat Rice adalah potongan teka-teki yang hilang itu.
Di paruh awal musim 2022/23, Arsenal akhirnya menargetkan untuk bisa datangkan Rice di bulan Januari kemarin. Arsenal secara serius menyelidiki kemungkinan membeli Rice di bursa transfer musim dingin. Tapi jelas kesepakatan itu tidak pernah terjadi. Ada dua masalah utamanya. Yaitu finansial Arsenal yang belum cukup, dan performa West Ham yang sedang anjlok.
West Ham saat itu sedang bertarung untuk keluar dari zona degradasi. Dengan situasi tersebut, tidak mungkin the hammers menjual Rice yang merupakan pemain terbaik mereka. Menyadari bahwa transfer ini tidak mungkin terjadi, Arteta mengalihkan pandangan ke pemain lain.
Ia adalah Moises Caicedo dari Brighton. Arteta cukup serius dalam mengejar gelandang berusia 21 tahun itu. Sampai-sampai memberikan tawaran pembuka sebesar 60 juta pounds. Namun tawaran tersebut langsung ditolak mentah-mentah oleh Brighton.
Arsenal tidak mau menyerah, mereka kembali memberikan tawaran yang lebih besar. Yaitu 70 juta pounds untuk pemain asal Ekuador tersebut. Dan lagi-lagi, tawaran Arsenal kembali ditolak begitu saja. Brighton justru memperpanjang kontrak Caicedo sampai tahun 2027.
Arteta pun putar otak, ia diharuskan mencari alternatif lain yang mungkin untuk didatangkan di bursa transfer musim dingin. Pilihan Arteta pun jatuh kepada Jorginho dari Chelsea. Meskipun memiliki tipe bermain yang berbeda dengan Caicedo dan Rice, tapi Jorginho memiliki kemampuan mendikte permainan dengan sangat baik.
Pantang Menyerah Memburu Rice
Penandatanganan Jorginho terbukti sebagai langkah yang sukses. Pemain berusia 31 tahun masih bisa jadi andalan Arsenal. Terutama ketika Thomas Partey mengalami cedera. Jorginho bahkan menggantikan peran Thomas Partey di skuad utama.
Jorginho terbukti membuat skuad Arteta jadi semakin dalam. Meskipun begitu, Jorginho bukanlah solusi untuk Arteta. Ia melihat Jorginho sebagai solusi jangka pendek. Untuk mengatasi masalah sementara saja. Target Arsenal masih sama, yaitu mendatangkan Rice.
Meriam London menunggu dengan sabar sampai West Ham menikmati perayaan juara UEFA Conference Cup mereka. Kemudian Arsenal kembali harus menunggu Rice yang sedang berada di kamp pelatihan timnas Inggris.
Setelah situasinya baik, Arteta pun melayangkan tawaran pembuka di pertengahan bulan Juni. Arteta menawarkan transfer sebesar total 80 juta pounds, sudah termasuk 15 juta pounds biaya tambahan. Seperti yang sudah ditebak, tawaran itu langsung ditolak.
Arsenal menunggu beberapa saat sebelum kembali melayangkan tawaran kedua. Kali ini mereka menawarkan transfer 75 juta pounds ditambah 15 juta pounds biaya adds-on. Seperti yang diantisipasi, tawaran ini kembali ditolak.
Bersaing Dengan Klub Lain Untuk Dapatkan Rice
Sebelum akhirnya Arsenal memberikan tawaran yang tak bisa ditolak West Ham, sebenarnya banyak klub elit yang juga mengincar Rice. Klub-klub itu sudah mengawasi Rice sejak musim panas 2022 kemarin.
Salah satunya adalah Manchester United. Dilansir dari the athletic setan merah telah memberikan tawaran uang tunai dan beberapa pemain untuk ditukar dengan Rice. Para pemain tersebut adalah Scott McTominay, Harry Maguire, dan Anthony Elanga. Tawaran tersebut ditolak West Ham. Man United akhirnya beralih untuk membeli Casemiro dari Real Madrid.
Selain MU ada klub lain yang juga berminat datangkan Rice. Diantaranya adalah Liverpool. tapi the reds saat itu lebih mengincar Jude Bellingham. Sayangnya Bellingham jatuh ke pelukan Real Madrid. Kemudian ada Bayern Munchen. Tapi mereka sadar Arsenal sudah jauh di depan dalam perlombaan berburu Declan Rice.
Memang sudah jadi niat untuk Arsenal memulai perburuan Rice lebih awal dengan melakukan penawaran lebih dulu. Itu membuat klub-klub lain ragu untuk menego Rice. Tapi kemudian Manchester City datang.
City yang baru saja membajak gelar Premier League Arsenal datang untuk membajak incaran utama Arsenal. Manchester biru memberikan penawaran senilai 80 juta pounds ditambah dengan 10 juta pounds biaya tambahan. Dengan brutalnya Pep Guardiola langsung berikan nilai transfer yang lebih besar dari Arsenal.
Arteta Tak Punya Rencana B Selain Declan Rice
Bagi Arteta tidak ada orang lain selain Declan Rice yang cocok untuk skuadnya. Saat itu Arsenal sudah menyelesaikan kesepakatan dengan Kai Havertz. Dan salah satu alasan terbesar Arteta membeli Havertz adalah untuk dipasangkan dengan Rice.
Havertz memiliki tipe bermain yang lebih menyerang. Itu beresiko untuk Arsenal. Tapi Arteta berani mengambil resiko tersebut karena ia tahun Rice akan datang. Dengan adanya Rice, maka Havertz bisa dengan tenang menjelajahi lini serang tanpa risau pada pertahanan.
Peran Rice yang diproyeksikan Arteta itu bisa saja digantikan oleh Moises Caicedo. Tapi proses transfer Caicedo sudah terlambat. Chelsea sudah jauh di depan dalam perburuan Caicedo. Selain itu Caicedo juga sudah memperpanjang kontrak dengan Brighton.
Arsenal putus asa saat itu. Arteta juga merasa kecewa karena sebelum-sebelumnya Rice memberikan isyarat bahwa Emirates Stadium adalah tujuan yang paling ia minati. Tapi Arteta sadar kalau Manchester City punya daya tawar yang lebih besar.
Bukan hanya soal uang. Manchester City menawarkan hal-hal yang jadi dambaan para pemain sepak bola. Iming-iming jadi penguasa domestik dan mungkin bahkan Eropa, jaminan bermain di Liga Champions tiap musim, dan bermain di bawah asuhan Pep Guardiola.
Pergerakan dari Manchester City memaksa Arsenal akhirnya memberikan tawaran ultimate sebesar 100 juta pounds dan biaya tambahan sebesar 5 juta pounds. Dengan total 105 pounds, itu menjadikan Rice sebagai pemain Inggris dengan biaya transfer termahal dalam sejarah.
Alasan Rice Memilih Arsenal
Manchester City sebenarnya bisa saja menandingi jumlah transfer itu. Uang adalah masalah sepele bagi Sheikh Mansour. Tapi selain karena proyek membangun tim City memang sudah rampung, mereka juga yakin bahwa Rice pada dasarnya sudah memilih Arsenal sebagai tempatnya berlabuh.
Apalagi setelah Arteta menunjukan dedikasinya dengan bertemu secara langsung dengan Rice. Arteta didampingi dengan direktur olahraga Arsenal, Edu Gaspar sampai membuat presentasi mendetail. Menjelaskan proyek yang sedang dibangun oleh Arteta di Arsenal dan bagaimana Rice merupakan bagian vital dari proyek tersebut.
“Saya telah memperhatikan Arsenal beberapa musim terakhir dan bagaimana perjalanan mereka. Bukan hanya musim kemarin, tapi di musim sebelumnya juga saya sudah kagum dengan Arsenal. Saat itu Arsenal memang finis di peringkat kelima, tapi anda bisa melihat gaya permainan yang ditetapkan Mikel Arteta. Dan musim kemarin adalah musim yang luar biasa karena berhasil menyingkirkan hampir semua klub.” Ucap Rice.
Ia melanjutkan, dirinya sangat percaya dengan apa yang Arteta bangun. Ia juga ingin jadi bagian dari masa depan Arsenal. “Saya hanya punya satu karir dan saya sangat percaya pada apa yang Arteta bangun di Arsenal. Saya menantikan masa depan bersama Arsenal” Ucapnya.
Declan Rice adalah pemain yang luar biasa. Tidak ada keraguan dalam hal itu. Tapi bukan berarti ini tanpa resiko. Ia dibeli dengan harga diatas 100 juta pounds, usianya masih 24 tahun, dan tidak memiliki pengalaman di Liga Champions. Tentu saja ada resiko untuk Arsenal.
Tapi ini adalah transfer signifikan bagi the gunners. Dan kita tahu berdasarkan sejarah, transfer pemain bisa jadi pengubah nasib sebuah klub. Lihat saja perjalanan Liverpool setelah mendatangkan Van Dijk dan Allison. Atau hebatnya Man City setelah datangkan Haaland. Jadi, apakah Rice termasuk dalam transfer perubah sejarah itu?
Sumber referensi: Athletic, Athletic 2, GOAL, Whoscored