Tepatkah Menyebut Andre Onana Kiper yang Buruk?

Kiper Manchester United, Andre Onana Onana tengah menjadi sorotan. Penampilan buruknya di bawah mistar jadi santapan lezat untuk mencibir Manchester United. Video-video konyolnya saat menghalau bola adalah hidangan yang akan menjadi lelucon. Menjadi sebuah premis yang bahkan lebih lucu dari materi Stand Up Comedy.

Berkat penampilan Onana itu pula, Manchester United tampil jeblok. Tudingan kiper yang buruk pun mengarah padanya. Malahan ada yang sampai membandingkan Onana dengan David De Gea. Seburuk itukah kiper Kamerun itu?

Kebobolan Banyak Sekali

Sampai pekan kelima Premier League, penampilan Andre Onana jauh dari kata menggigit. Ten Hag selalu memainkan Onana di setiap laganya, dan hampir setiap laga, Ten Hag melihat gawang Onana kebobolan. Dari lima laga, Onana sudah kebobolan 10 gol. Sekali lagi, 10 gol!

Kalau dirata-rata berarti per laga, Onana minimal kebobolan dua gol. Kiper berpaspor Kamerun itu juga baru menciptakan satu kali clean sheets, yakni di laga kontra Wolverhampton Wanderers. Ya, Wolves, tim yang hanya terpaut satu kemenangan dari Manchester United.

Statistik buruk Onana mendatangkan gelombang kritik dari banyak pihak. Tidak hanya warganet yang notabene penggemar MU, tapi juga para pengamat sepak bola. Jamie Carragher, legenda Liverpool yang biasa mengkritik Manchester United ambil bagian untuk mengkritik kiper tersebut.

Penampilan buruk Andre Onana di bawah mistar juga menjadi pembahasan hangat di lini masa media sosial. Sebagian besar dari mereka merasa Onana bukanlah kiper yang cocok buat Manchester United. Penampilan Onana dianggap jauh lebih buruk dari David De Gea, kiper yang sudah disia-siakan oleh Manchester United.

Benarkah Lebih Buruk dari De Gea?

Namun, benarkah demikian? Kalau Onana lebih buruk dari De Gea, mengapa MU membelinya dari Inter, dengan harga yang mahal pula? Sejujurnya dari segi statistik, Onana tertinggal dari De Gea. Kita tidak perlu membandingkannya dengan statistik total, karena itu sama sekali tidak mito to mito.

Menurut Transfermarkt, dalam lima laga pertamanya di Premier League, Andre Onana kebobolan 10 gol. Sementara menurut data yang sama, dalam lima laga pertamanya di Premier League, yaitu di musim 2011/12, De Gea hanya kebobolan empat gol saja. Itu baru perkara kebobolan.

Soal clean sheet De Gea juga unggul. Lewat data yang sama, di lima laga pertamanya di Premier League, De Gea mencatatkan dua kali clean sheets. Sedangkan Onana dalam lima laga pertamanya di Premier League baru mengemas satu clean sheet saja.

Dalam lima laga itu pula Onana sudah mendapat dua kartu kuning. Saat melawan Nottingham Forest dan kala melawan Arsenal. De Gea dalam lima laga pertamanya di Premier League tidak mendapatkan satu pun kartu kuning. Bahkan sepanjang musim itu De Gea tidak mendapat satu pun kartu kuning.

Onana Seburuk Itukah?

Kalau begitu, apakah ini kesalahan besar United membeli Onana dan melepas De Gea? Statistik tadi memang menunjukkan Onana kalah dari De Gea. Tidak hanya jumlah kebobolan, tapi Onana juga kalah jumlah penyelamatan. Memang, kiper asal Spanyol itu, menurut Fbref, selama musim 2011/12 sudah mengemas 105 penyematan dalam 29 laga, sedangkan Onana baru mengemas 20 saves saja.

Namun, jumlah laganya berbeda. De Gea sudah melakoni 29 laga Premier League, sedangkan Onana baru lima laga. Kalau dirata-rata jumlah saves De Gea selama 29 laga itu hanyalah sekitar 3,62 per laga, sedangkan Onana 4 per laga. Selain itu, masih menurut Fbref, Onana juga punya persentase penyelamatan yang lumayan, yaitu 68% dengan rata-rata 74% per laganya.

Onana juga punya persentase clean sheets yang tinggi, yaitu 92%. Selama di Manchester United, dalam lima laganya di Premier League, Onana juga sudah mengantisipasi 29 tembakan tepat sasaran. Dengan atribut menawannya sebagai penjaga gawang, Onana sebenarnya masih punya harapan.

Ball Playing Goalkeeper

Lagi pula kiper Kamerun itu dibeli Ten Hag bukan karena keahliannya dalam mengantisipasi bola, tapi karena kemampuannya sebagai ball playing goalkeeper. Sejak awal melatih United, Ten Hag ingin bermain penguasaan bola, melakukan build-up dari bawah dengan kiper yang bisa membangun serangan. Kiper yang nyaman dengan bola di kakinya.

Onana tepat mengisi keinginan itu. Selain karena ia pernah bekerja dengan Ten Hag, kecakapannya dalam menguasai bola tak perlu diragukan. Mantan kiper Manchester United, Peter Schmeichel seperti dikutip Metro juga mengakui Onana adalah kiper yang cocok dengan permainan yang diusung Ten Hag.

Jika menilik tujuannya didatangkan ke United, kita mesti fair dalam menilai Onana, terutama dengan melihat statistik yang merujuk pada ball playing goalkeeper. Menurut Fbref, walaupun baru bermain lima kali di Premier League, Onana sudah mengemas 149 umpan sukses dari 194 percobaan.

Persentase umpan suksesnya mencapai 76,8%. Onana paling sering mengirim umpan ke tengah lapangan, sejauh ini jumlahnya sudah 80 umpan dalam lima laga. Sebagai ball playing goalkeeper, kemampuan Onana dilihat dari kakinya, alih-alih refleks dan kelihaian tangannya. Itu jika kita menilainya sesuai dengan kebutuhan yang dimau Ten Hag.

Kelemahan Ball Playing Onana

Namun, seorang ball playing goalkeeper punya kelemahan. Biasanya kiper-kiper dengan kemampuan kaki yang bagus tak cukup baik kemampuan refleksnya. Lihat saja bagaimana Ederson Moraes. Kiper City itu diakui bagus dalam distribusi bola, namun oh ya ampun, Ederson dikenal sebagai kiper one shoot one goal.

Kemampuan ball playing Onana juga beresiko. Dilansir The Athletic, musim terakhirnya di Inter saja Onana kebobolan lebih banyak dari jumlah perkiraan kebobolan atau xGOT, yaitu 24 gol dengan xGOT 19,5. Di Manchester United, Onana juga sudah kebobolan 10 gol, lebih banyak dari xGOT-nya yakni 8,6.

Resiko semacam itu juga sudah diperkirakan oleh legenda MU, Rio Ferdinand. Dilansir Mirror, Rio menilai permainan Onana sangat beresiko. Meski ia tak mengatakan Onana adalah kiper yang buruk. Alih-alih mengatakan demikian, bagi Rio, Onana adalah kiper modern yang bagus.

MU Tidak Cocok dengan Kiper Modern

Onana kiper modern. Tapi kemampuannya itu sepertinya kurang cocok dengan komposisi pemain lain di Manchester United. Ada sebuah analisis menarik dari MT Analysis, yang singkatnya memperlihatkan bahwa kemampuan distribusi bola Onana di Manchester United tidak sama hasilnya saat bermain di Inter.

Di Manchester United, Onana sering melakukan direct ke lini depan yang tertuju pada Marcus Rashford, alih-alih ke ruang di mana bisa dituju oleh Rashford. Saat kedua pemain belum punya kemistri, umpan begitu sangat beresiko. Apalagi pemain seperti Rashford bukan penyerang yang konsisten dalam duel seperti Lautaro Martinez, Lukaku, maupun Edin Dzeko.

Seharusnya Onana mengirim umpan seperti Jason Steele mengirim umpan ke Mitoma. Alih-alih memberi umpan ke orangnya, Steele mendistribusikan bola ke ruang yang bisa dieksploitasi oleh pemain Jepang tersebut. Mungkin Ten Hag sudah tahu akan hal itu. Makanya ia mendatangkan Rasmus Hojlund.

Hojlund sebetulnya sosok yang tepat untuk melakukan kombinasi dengan Onana. Masalahnya, ketika bermain Hojlund tak banyak mendapat suplai bola, terutama dari Onana. Kiper yang satu ini lebih sering memberi umpan ke Rashford atau sisi sayap United. Hal itu bisa dilihat dari ketiadaan take-ons dari Hojlund.

Bek-bek MU juga tidak pernah becus dalam mengantisipasi serangan, maka United barangkali lebih membutuhkan kiper penghenti tendangan ali-alih ball playing. Sebagaimana yang pernah dikatakan mantan pemain United, Paul Parker. Menurutnya Setan Merah lebih baik setia dengan De Gea yang terbukti jago menepis tendangan.

Namun, apa boleh buat, Ten Hag menginginkan gaya permainan yang berbeda. Meskipun resikonya tugas Onana menjadi lebih sulit. Selain dituntut untuk tetap baik dalam distribusi, dengan bek-bek yang menyebalkan, Onana juga dituntut bagus dalam penyelamatan. Well, kalian kalau jadi Onana gimana?

Sumber: Pulsesports, Metro, Mirror, WeAllFollowUnited, TheAthletic, Fbref

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *