Sihir Duo Gacor Berbatov-Keane Antarkan Spurs Raih Trofi Terakhir

Duo Son dan Kane telah berakhir di Spurs. Kane telah berpisah, dan Son ditinggal sendirian di Spurs. Bagaimanapun mereka tetap menjadi salah satu duo terbaik Spurs dengan koleksi gol-golnya. Meski ya… tak ada satupun trofi yang diraih.

Sudah jadi rahasia umum klub berlogo ayam itu terakhir kali raih trofi yakni tahun 2008. Namun tunggu dulu, ada yang menarik di tahun Spurs meraih trofi tersebut. Karena ternyata ada peran duo striker gacor Spurs yang lebih melegenda daripada Son dan Kane. Ya, mereka adalah Robbie Keane dan Dimitar Berbatov.

Warisan Striker Gacor Spurs

Spurs ini memang sering dihuni penyerang-penyerang handal. Selain Son dan Kane, dulu ada Steffen Iversen, Chris Armstrong, Les Ferdinand, Jurgen Klinsmann, Darren Anderton, Teddy Sheringham, Jermaine Defoe, hingga Robbie Keane maupun Berbatov.

Nah dua nama terakhirlah yang mungkin paling diingat publik Spurs. Pasalnya duo tersebutlah yang terakhir kali menyumbangkan Piala Liga bagi The Lilywhites. Lebih jauh lagi yang juga diingat adalah, ketika striker macam Steffen Iversen, Chris Armstrong, Darren Anderton, maupun Les Ferdinand, bahu membahu meraih gelar Piala Liga di musim 1998/99.

Munculnya Robbie Keane

Di awal 2000-an pasca memenangkan Piala Liga 1999, komposisi striker Spurs terus mengalami perubahan. Menuanya Darren Anderton, Teddy Sheringham, maupun Steffen Iversen, membuat manajemen berani merekrut permata muda dari Leeds United bernama Robbie Keane.

Striker asal Irlandia itu diharapkan menjadi penyegar di lini serang The Lilywhites musim 2002/03. Benar saja, Robbie Keane selama bersama Spurs makin tambah menggila. Selama empat musim lamanya hingga 2006, ia selalu menjadi top skor klub dengan koleksi golnya yang selalu mencapai dua digit.

Kemitraan Keane di lini depan Spurs pun berganti-ganti tiap musimnya. Pernah bersama Sheringham, Frederic Kanoute, Helder Postiga, Jermaine Defoe, hingga Mido Hossam. Namun apalah daya, gol-gol yang disumbangkan Keane dan partnernya tersebut belum mampu membuahkan gelar satupun bagi Spurs. Jangankan trofi, masuk Liga Champions saja tak pernah bisa.

Dipertemukan Dengan Berbatov

Pada musim 2005/06, Spurs hanya finish di posisi ke-5. Untung sih anak asuh Martin Jol tersebut masih bisa ikut Piala UEFA. Maklum, mereka terakhir kali ikut kompetisi Eropa itu di tahun 1999.

Nah demi mempersiapkan musim baru 2006/07 yang juga akan tampil di kompetisi Eropa, Spurs pun tak tinggal diam dan mulai merekrut pemain baru lagi. Pemain yang direkrut tak main-main. Ia adalah Dimitar Berbatov dari Bayer Leverkusen dengan mahar sekitar 10,9 juta pounds.

Jangan salah, striker Bulgaria tersebut pernah menjadi pilar bagi Leverkusen ketika melaju hingga Final Liga Champions 2001/02. Torehan golnya pun bisa diadu kok dengan raja gol Bundesliga, Miroslav Klose selama di Bundesliga.

Ia bahkan menjadi runner-up top skor Bundesliga dengan koleksi 21 golnya sebelum hijrah ke Spurs. Jadi, harapan publik White Hart Lane pun pasti tinggi dengan kedatangan Berbatov. Apalagi di Spurs juga masih ada striker gacor macam Robbie Keane dan Jermaine Defoe.

Duo Keane Dan Berbatov

Musim 2006/07 adalah debut Berbatov. Tapi awalnya tak semudah yang dibayangkan. Kemitraan Berbatov dengan Keane maupun Defoe, awalnya tak berjalan lancar. Berbatov masih pada fase adaptasi. Setelah ia mencetak gol melawan Sheffield di pekan kedua Liga Inggris, ia tak lagi mencetak gol sampai akhir bulan November 2006 ketika melawan Wigan.

Sementara itu Robbie Keane yang selalu jadi top skor klub pun ikut-ikutan memble performanya. Ia bahkan kalah saing sebagai starter oleh Jermaine Defoe. Nah, titik balik kemitraan Keane dan Berbatov itu, baru terlihat pasca laga melawan Club Brugge di Piala UEFA bulan November 2006.

Laga yang berkesudahan 3-1 untuk kemenangan Spurs tersebut dicetak dari kombinasi Keane dan Berbatov yang ciamik. Berbatov dengan gol tendangan voli dan sundulannya, sedangkan gol Keane juga berasal dari umpan manis Berbatov.

Sejak itulah Martin Jol percaya dan selalu memainkan duo Keane dan Berbatov sebagai starter. Menurut Jol duo tersebut saling melengkapi. Keane yang gesit dan selalu bergairah menjelajah lini belakang lawan, diimbangi dengan kejeniusan serta ketenangan ala Berbatov.

Keunggulan mereka berdua pun berbeda. Berbatov ini unggul di pembacaan ruang, first touch, serta ketenangannya dalam melakukan finishing. Sedangkan Keane lebih pada tipe pelari yang juga pandai melakukan finishing dari bola-bola daerah.

Tak heran jika kelengkapan mereka di musim itu dianugerahi secara bersamaan sebagai pemain terbaik Liga Inggris bulan April 2007. Di akhir musim, debut duo gacor tersebut berhasil mengemas 45 gol untuk Spurs. Masing-masing Keane dengan 22 gol, dan Berbatov dengan 23 gol.

Spurs Meraih Trofi

Namun apalah artinya jika hanya torehan gol. Pasalnya striker-striker Spurs terdahulu pun juga pernah melakukannya. Namun tunggu dulu, ada yang spesial dari duo Keane dan Berbatov ini. Tepatnya di musim kedua mereka 2007/08.

Keduanya masih terbukti gacor meski ditinggal Martin Jol yang dipecat di tengah musim. Justru kehadiran pelatih baru Juande Ramos mampu menambah kepercayaan duo tersebut untuk lebih berprestasi.

Mantan pelatih Sevilla tersebut ternyata masih mempertahankan chemistry Keane dan Berbatov di lini depan Spurs. Koleksi golnya pun masih terjaga. Terbukti di musim keduanya, duo Keane dan Berbatov masih bisa mengemas total 46 gol. Di mana mereka berdua sama-sama jadi top skor klub dengan raihan 23 gol.

Memang di musim tersebut Spurs hanya finish di posisi 11 Liga Inggris. Artinya ada penurunan drastis dari musim sebelumnya yakni finish di posisi 5. Tapi meski terpuruk di Liga, di ajang lain Spurs ini ternyata mampu berbicara banyak lho. Ya, ajang itu adalah Piala Liga atau dulu disebut Piala Carling.

Mengandaskan tim macam Middlesbrough, Blackpool, Manchester City, Arsenal, dan Chelsea, Spurs mampu keluar sebagai juara Piala Liga 2007/08. Gelar yang menjadi sebuah pencapaian bagi duo Keane dan Berbatov. Karena terakhir kali Spurs meraihnya di zaman duo striker Iversen dan Armstrong tahun 1999 silam.

Hengkang

Namun malam yang indah di Wembley 24 Februari 2008 tersebut ternyata menjadi akhir dari kebersamaan Keane dan Berbatov. Spurs yang tak lagi ikut kompetisi Eropa di musim berikutnya, membuat duo Keane dan Berbatov berpikir ulang untuk hengkang. Kejadian sudah, Robbie Keane terlebih dahulu pamit dan mengakhiri kebersamaan di White Hart Lane sejak 2022, dengan pindah ke Liverpool.

Sementara itu Berbatov juga mengikuti jejak bestie-nya itu dengan sama-sama hijrah. Namun Berbatov lebih memilih tawaran untuk bergabung dengan MU.

Ya, usai sudah masa-masa indah duo gacor yang mempersembahkan trofi bagi Spurs. Tak disangka juga lho kalau trofi itu ternyata masih jadi yang terakhir bagi Spurs hingga sekarang.

Sumber Referensi : thefootballfaithfull, planetfootball, thesun, dailymail, theathletic

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *