Mana Kiper Manchester City yang Lebih Baik?

Sepanjang sejarahnya, Manchester City selain dipenuhi striker hebat juga terdapat para penjaga gawang yang hebat pula. Ada dua nama yang boleh jadi adalah kiper terbaik yang pernah dimiliki oleh Manchester City. Dua nama itu adalah Ederson Moraes dan Joe Hart.

Kedua kiper tersebut, di eranya masing-masing telah memberikan sumbangsih yang besar bagi klub yang bermarkas di Etihad Stadium itu. Namun, kira-kira dari dua kiper tersebut mana yang lebih baik sebagai kiper Manchester City? Ederson atau Joe Hart? Mari kita ulas kedua kiper hebat Manchester City ini.

Kedatangan Joe Hart ke Manchester City

Dimulai dari Joe Hart. Kiper Manchester City yang satu ini memiliki nama lengkap Charles Joseph John Hart. Namun, pria yang lahir 19 April 1987 itu tenar dengan nama Joe Hart. Ia bergabung ke Manchester City pada tahun 2006. The Citizens pada waktu itu belum dikuasai oleh konglomerat Abu Dhabi, Sheikh Mansour.

Sebelum ke Manchester City, Joe Hart membela Shrewsbury Town, tim tempat kelahirannya. City memboyong Joe Hart dari sana dengan banderol 600 ribu poundsterling atau Rp11,1 miliar kurs sekarang. Ia kemudian menjalani debutnya di laga kontra Sheffield United pada tahun 2006 dan berhasil clean sheets saat usianya masih 19 tahun.

Namun, pada musim yang sama, Manchester City justru meminjamkan Joe Hart ke klub semenjana seperti Tranmere dan Blackpool. Uniknya, masa peminjaman itu cuma sebulan dan Joe Hart kembali lagi ke City untuk bersaing memperebutkan kiper nomor satu The Citizens. Joe Hart harus bersaing dengan Andreas Isaksson dan Kasper Schmeichel.

Sayangnya, tahun 2009, City justru punya Shay Given yang menjadi kiper utama. Joe Hart pun lagi-lagi terpaksa menjalani masa peminjaman ke klub lain, seperti Birmingham City. Krisis kiper pernah melanda Manchester City, namun karena terikat kesepakatan, Roberto Mancini yang melatih waktu itu, tidak bisa memanggil Joe Hart lebih awal.

Joe Hart baru bisa pulang ke City pada musim 2010/11. Mulai saat itulah ia menjadi sekrup penting pasukan Roberto Mancini. Membawa tim itu memenangi kualifikasi Liga Champions untuk kali pertama dan memenangkan Piala FA, mengakhiri penantian 35 tahun tanpa trofi.

Kedatangan Ederson ke City

Lain ceritanya dengan Ederson Moraes. Kiper Brasil yang satu ini datang ke Manchester City ketika kondisi tim sudah sangat mapan. Pria bertato itu datang tatkala City maju di tangan Josep Guardiola. Pelatih berkebangsaan Spanyol itu sudah lama menginginkan Ederson.

Ia bahkan menyingkirkan Willy Caballero demi memberikan ruang untuk Ederson yang masih muda. Ederson berseragam City pada tahun 2017. Usianya waktu itu masih 23 tahun, namun sudah mendapat berbagai trofi domestik bersama Benfica. The Citizens merekrut Ederson dengan mengeluarkan biaya 35 juta poundsterling (Rp652,3 miliar).

Nilai tersebut menjadikannya kiper dengan biaya transfer termahal. Kepindahan Ederson dari Benfica ke City memecahkan rekor transfer Gianluigi Buffon dari Parma ke Juventus tahun 2001. Waktu itu, transfer Buffon senilai 32,6 juta poundsterling (Rp607 miliar).

Keberadaan Ederson memberi tekanan pada kiper City kala itu, Claudio Bravo. Kiper yang pindah dari Barcelona untuk menggantikan Joe Hart itu mengalami musim pertama yang sulit di Manchester City. Kelak Ederson bisa menggantikan Bravo sebagai kiper nomor satu di Manchester City.

Gaya Bermain Kedua Kiper Ini

Ederson dan Joe Hart adalah dua kiper dengan tipikal gaya bermain yang berbeda. Joe Hart merupakan penjaga gawang bertipe shoot stopper atau penghenti tembakan. Maka dari itu, Joe Hart punya kualitas dalam penyelamatan yang sangat apik. 

Joe Hart digambarkan memiliki kecekatan refleks seperti seekor kucing. Ia juga tangkas dalam berduel di udara. Joe Hart juga cermat dan pandai mengatur pemain lain lewat perangainya yang sedikit angkuh. Ia punya kepercayaan diri yang sulit terbantahkan. Bakat yang dimiliki Joe Hart belum pernah terlihat oleh kiper-kiper Inggris lainnya. 

Statistik penyelamatannya juga sangat bagus. Setidaknya dari 312 tembakan yang dia hadapi, hanya 12,5 persen saja yang kemungkinan bisa masuk. Joe Hart mengemas setidaknya 137 clean sheets dari 347 kaps bersama The Citizens. Ia juga sudah empat kali mendapat Golden Gloves Premier League dari 2011-2015.

Sementara itu, gaya bermain Ederson lebih lengkap dari Joe Hart. Ia dipuji oleh Guardiola sebagai kiper sempurna untuk permainan City. Ederson adalah penjaga gawang yang bisa menjadi penghenti tembakan. Namun, ia juga kiper dengan kemampuan distribusi bola yang baik. 

Jika Joe Hart kuat sebagai stopper, Ederson adalah kiper dengan kualitas ball-playing yang alus pisan. Meski begitu, kiper Brasil tersebut juga sudah mencatatkan 356 penyelamatan di Liga Inggris sejak kedatangannya. Jumlah clean sheets-nya juga lebih tinggi dari Joe Hart, yaitu 139 clean sheets dari 223 laga bersama Manchester City.

Ball-Playing Ederson

Dari segi penyelamatan, terutama menjaga gawangnya tetap bersih, Ederson mengungguli Joe Hart. Meskipun perolehan Golden Gloves-nya lebih sedikit, yaitu tiga. Namun itu dilakukan ketika jumlah kaps Ederson belum menyamai Joe Hart. Selain itu, melihat permainannya, Ederson punya atribut lebih lengkap daripada Joe Hart, yaitu keahlian dalam penguasaan bola.

Penjaga gawang di era sepak bola modern tidak hanya dituntut sanggup menghentikan bola, tapi juga menguasai bola dan membantu dalam membangun serangan. Ederson punya atribut itu, sedangkan Joe Hart tidak. Makanya, Guardiola tidak menginginkan kiper Inggris itu.

Ederson bisa sangat nyaman menguasai bola di ruang penaltinya sendiri. Ia juga tenang dan punya akurasi umpan bagus. Dilansir Sky Sports, musim ini saja, Ederson punya akurasi umpan jauh tertinggi di antara kiper lain di Liga Inggris, yaitu 52%.

Trofi

Ihwal trofi, Ederson lebih banyak dari Joe Hart. Ini tidak bisa lepas lantaran ia hanya bermain di masa kepemimpinan Josep Guardiola. Selain trofi Liga Champions Eropa yang baru saja diraih, Ederson telah memberikan lima trofi Premier League, empat Piala Liga, dua Piala FA, dan dua trofi Community Shield.

Di ajang internasional, Ederson juga sudah memberikan trofi Copa America tahun 2019 buat Brasil. Sementara itu, Joe Hart tidak cukup banyak memberikan trofi untuk Manchester City. Namun, Joe Hart mampu memberikan trofi Liga Inggris dua kali di dua era kepelatihan yang berbeda.

Musim 2011/12 bersama Roberto Mancini dan musim 2013/14 saat ditukangi Manuel Pellegrini. Selain itu, Joe Hart menyumbangkan satu trofi Piala FA dan dua gelar Piala Liga. Secara gelar, Joe Hart kalah dari Ederson. Namun, kiper yang satu ini konsisten permainannya.

Di Manchester City, Joe Hart dilatih delapan pelatih yang berbeda. Namun, ia tetap konsisten. Setelah tidak di Manchester City pun, Joe Hart masih bisa tampil gemilang di bawah mistar gawang. Kini Joe Hart masih memanen trofi demi trofi bersama klub Skotlandia, Celtic. Well, menurut football lovers, dari dua kiper Manchester City ini mana yang terbaik?

Sumber: ManCity, BBC, BR, BitterAndBlue, SkySports

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *