Layakkah Menyebut Nicolas Jackson The Next Drogba?

Kalau sudah bicara Chelsea, sepertinya kurang motivasi jika membahasnya. Tapi sudahlah memang tim ini sedang tidak waras. Tapi mungkin saja tim yang hedon beli pemain ini akan cepat bangkit dari keterpurukan.

Amunisi mereka tak kalah mengerikan sebenarnya. Apalagi mereka punya striker baru yang digadang-gadang sebagai penerus Didier Drogba, yakni Nicolas Jackson.

Gacor Bersama Villarreal

Kemampuan striker muda dari Senegal ini sangat mengejutkan di klub sebelumnya, Villarreal. Tapi sebelumnya jujur saja, meski gacor di Villarreal namanya tak begitu populer. Publik paling teringat dengan pemain Villarreal seperti Samuel Chukwueze, yang pamornya sempat naik setelah membobol gawang Real Madrid musim lalu.

Tapi catatan Jackson di The Yellow Submarine tak kalah mentereng lho. Total 12 gol dan 4 assist dalam 26 laga yang dimainkannya. Bahkan 10 gol yang diciptakan Jackson lahir dari 11 penampilan terakhirnya bersama Villarreal yakni sejak bulan April hingga Mei 2022. Bahkan di periode itu, catatan Jackson tersebut menjadikannya salah satu striker di lima liga terbaik Eropa yang menciptakan banyak gol non penalti.

Dengan catatan itu, bagaimana Chelsea tidak kepincut coba. Ditambah itu baru debut Jackson di musim penuhnya bersama Villarreal. Tanpa basa-basi, Chelsea yang masih kesulitan cari sumber gol dari strikernya sejak musim lalu, langsung bergegas untuk merekrutnya.

Mengidolai Drogba

Akhirnya Chelsea benar-benar merekutnya dengan mahar yang tergolong mahal, yakni sekitar 35 juta euro. Bahkan menurut The Analyst, sebagian besar fans Chelsea awalnya pun tak tahu siapa Jackson. Nasib transfernya dulu hampir sama dengan Drogba ketika awal bergabung di Chelsea.

Drogba dulu juga tak banyak dikenal walaupun gacor di Marseille. Drogba malah dulu dianggap banyak fans belum pantas masuk skuad the dream team Chelsea waktu itu karena hanya terbukti di Liga Prancis.

Ngomong-ngomong soal Drogba, ternyata Jackson sangat mengidolakannya. Lihat saja Nomor yang dipakai Jackson di Villarreal, yakni 15. Ia mengaku meniru nomor yang dipakai Drogba dulu. Kata Jackson, Drogba sangat menginspirasi dirinya sebagai seorang striker.

Maka dari itu ketika ia direkrut Chelsea, senangnya bukan main. Menurut Talksport, ia mengaku bermimpi bisa punya klub sama seperti idolanya. Ia hanya berharap bisa meneruskan apa yang ditorehkan oleh Drogba di Chelsea.

Performa Pramusim Jackson Bersama Chelsea

Penampilannya yang gacor di laga pramusim, semakin menambah optimisme publik Stamford Bridge. Publik semakin percaya dengan talenta Jackson. Apalagi kalau melihat cara membawa bolanya yang kencang dan gesit meski tubuhnya kekar dan tinggi.

Di laga pra musim, ia menciptakan masing-masing satu gol ke gawang Newcastle dan Brighton di turnamen Premier League Summer Series yang berlangsung di Amerika. Belum lagi beberapa peluang dan assist-nya yang membuat Chelsea menjuarai turnamen tersebut.

Ia bersama partnernya, Christopher Nkunku saling melengkapi di lini depan. Tapi sayang kemudian Jackson ditinggal cedera lama partnernya tersebut. Nkunku cedera dan mungkin akan absen hingga Januari 2024. Jackson mau tidak mau harus berjuang sendirian di lini depan. Hanya Sterling, Madueke, maupun Mudryk, yang bisa menemaninya di lini serang Chelsea.

Banjir Kartu Kuning

Benar saja, memasuki pekan pertama Liga Inggris, Jackson terlihat terisolasi dan kesepian tanpa Nkunku. Chelsea sempat bisa mengimbangi Liverpool di pekan pertama. Di laga berikutnya yang notabene lebih mudah secara lawan, diharapkan Jackson dan kawan-kawan bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Tapi kemudian pertanyaannya, di mana Jackson? Mana gol dari Jackson? Ia malah banjir kartu kuning ketimbang banjir gol. Koleksi kartu kuningnya lebih banyak daripada golnya yakni 5 kartu kuning. Jackson kerap gagal mengonversi setiap peluang yang didapatkan menjadi gol. Dengan kata lain, sejauh ini ia masih mandul.

Hanya satu gol yang diciptakannya sampai pekan ke-6 Liga Inggris. Itu pun tercipta kala Chelsea menghadapi tim macam Luton Town. Selebihnya ia hanya terdiam. Alhasil Jackson malah jadi beban tim karena harus absen di pekan ke-7 ketika melawan Fulham akibat akumulasi kartu.

Pochettino pun angkat bicara kenapa Jackson belum bisa terbukti mencetak banyak gol.
Menurut eks manajer Tottenham Hotspur itu, Nicolas Jackson masih butuh adaptasi yang lebih banyak. Sebab ia adalah pemain muda yang baru merasakan ketatnya Liga Inggris seperti teman-temannya. Menurutnya, ia kelewat agresif dan tak bisa meredam emosinya kala merebut bola dari lawan. Maka dari itu, Jackson banyak menerima kartu kuning.

Dilihat Dari Segi Statistik

Meski mandul, ternyata di luar dugaan Jackson ini secara statistik ada keunggulannya. Ia mungkin sekarang ini adalah orang yang paling apes di Liga Inggris. Bagaimana tidak? Expected Goal-nya termasuk dalam kategori yang tinggi di Liga Inggris hingga pekan ke-6, yakni 4,18. Walaupun golnya hanya satu.

Secara catatan bahkan beda jauh dibandingkan pemain seperti Jarrod Bowen di klub seperti West Ham yang hanya punya expected Goal 2,8, tapi sudah bisa cetak 4 gol hingga pekan ke-6 Liga Inggris.

Memang secara kualitas peluang yang diciptakannya juga tak terlalu membahayakan. Banyak hal-hal ceroboh yang dibuat Jackson jika sudah berhadapan dengan kiper lawan di dalam kotak penalti. Misal seperti tendangan kocaknya yang melebar jauh ketika lawan Bournemouth.

Persamaan Dengan Drogba

Expected Goal yang tinggi dari Jackson menjadi pembelaan juga bagi Pochettino. Dikatakan Pochettino bahwa kalau menilai Jackson jangan dari sekarang. Pelatih berpaspor Argentina tersebut berjanji jika ingin membicarakan Jackson yang berbeda jangan sekarang, tapi bisa dilihat di beberapa pekan mendatang.

Hal itulah yang mengingatkan bahwa bukan tidak mungkin ia masih berpotensi menjadi striker yang benar-benar gacor seperti Drogba. Karena menurut ilmu cocokologi, terdapat kemiripan antara Drogba dan Jackson.

Lihat saja Drogba ketika datang di musim pertamanya pada musim 2004/05 hanya menciptakan 1 gol hingga pekan ke-6 Liga Inggris. Sama seperti Jackson, cuma beda koleksi kartu kuningnya saja. Jackson lebih brutal dengan 5 kartu kuning, sedangkan Drogba hanya 1 kartu kuning.

Drogba juga masih beradaptasi di awal musim pertamanya. Ia telat panas karena beban diandalkan sebagai satu-satunya striker utama Chelsea. Pasalnya, striker seperti top skor mereka Hasselbaink, Mutu, maupun Crespo cabut. Praktis hanya Drogba, Gudjohnsen, dan Kezman yang ada. Itupun Gudjohnsen dan Kezman tak terlalu bisa diandalkan dalam mencetak gol.

Nah, nasibnya sekarang juga hampir mirip dengan Jackson. Ketika Havertz maupun Aubameyang pergi, praktis hanya ia yang diandalkan sebagai satu-satunya striker di Chelsea. Striker lain seperti Nkunku maupun Broja masih mengalami cedera.

Ya, semuanya itu memang butuh proses. Chelsea kebetulan seluruh skuadnya sedang bapuk. Mau tidak mau Jackson juga terpengaruh. Jadi lihat saja ke depannya, apakah Jackson masih akan sama seperti sekarang yang hanya suka koleksi kartu kuning, atau jangan-jangan bisa bangkit seperti Drogba?

Sumber Referensi : 90min, theanalyst, transfermarkt

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *