Intrik DIBALIK PENSIUNNYA Eden Hazard

Tepat empat tahun lalu, kita masih melihat Eden Hazard dalam performa terbaiknya. Melalui kecepatan dan kelincahannya, para penonton berdecak kagum dibuatnya. Mantan kapten Timnas Belgia itu menjelma jadi salah satu playmaker dan penggiring bola paling berbahaya di eranya.

Sayangnya, karirnya hancur ketika bergabung dengan Real Madrid. Kini kehebatan Hazard hanya tinggal cerita. Sang penyihir lapangan hijau telah memutuskan pensiun. Di usianya yang baru 32 tahun, Hazard dengan mantap meninggalkan dunia yang membesarkan namanya itu. 

Menariknya, di balik keputusan yang diambil ternyata ada drama dan intrik yang mengantarkan Hazard menuju titik peristirahatan. Apa sajakah itu? Berikut adalah intrik yang mengiringi keputusan pensiun Eden Hazard.

Thomas Meunier Menghancurkan Karir Hazard?

Pemain yang memiliki nama lengkap Eden Michael Hazard itu jadi satu dari sekian pemain yang mendapat privilege untuk bisa bergabung dengan Real Madrid. Namun, klub asal ibu kota Spanyol itu tak pernah merasakan kehebatan Hazard. Sang pemain justru lebih sering duduk-duduk di ruang perawatan lantaran cedera ketimbang membantu tim memenangkan laga.

Serangkaian cedera itu bermula di awal kepindahannya ke Real Madrid. Kala itu, El Real memainkan laga melawan PSG di ajang Liga Champions musim 2019/20. Hazard langsung dipasang sebagai winger kiri dan harus berhadapan dengan kompatriotnya di Timnas Belgia, Thomas Meunier.

Duel keduanya pun berujung pada tekel keras Meunier terhadap Hazard. Saking kerasnya, Hazard langsung tersungkur dan tak bisa bangkit lagi. Sang pemain pun ditandu keluar dan dinyatakan menderita kerusakan di tulang fibula. Dari situlah cedera demi cedera mulai menggerogoti tubuhnya.

Karena ulahnya itu, Meunier mengaku sempat didamprat oleh Florentino Perez selaku Presiden Real Madrid. Sebagai pesepakbola profesional, Meunier pun hanya menanggapi dengan santai. Ia tak merasa bersalah karena hal-hal semacam itu lumrah terjadi di sepakbola.

18 Kali Cedera di Madrid

Setelah laga kontra PSG, Hazard terus bermasalah dengan berbagai macam cedera. Masalah pada otot dan tulang jadi yang paling sering. Setidaknya cedera yang diciptakan oleh Meunier telah kambuh sebanyak tiga kali selama karir Hazard di Madrid. Selain itu, Hazard juga kerap mengalami gangguan pada lututnya. Awalnya dianggap wajar, karena cedera seperti itu biasa dialami oleh pemain doyan gocek macam Hazard.

Nah karena kemampuan olah bola yang hebat, Hazard kerap jadi sasaran tekel oleh pemain lawan. Merujuk pada data yang dikemukakan oleh Feed Me Goal, dengan 1.030 kali dilanggar, Hazard jadi pemain paling sering dilanggar kedua dalam sejarah sepakbola setelah Diego Maradona. Ia bahkan mengalahkan nama-nama macam Neymar dan Cristiano Ronaldo.

Bak sudah seperti hukum alam di sepakbola. Pemain skillfull macam Hazard, kakinya sudah pasti jadi incaran pemain lawan. Karena lawan akan menghalalkan segala cara untuk menghentikan lajunya. Jadi, tak heran apabila Hazard kerap mengalami cedera. Namun, catatan cederanya memang luar biasa. Selama bermain di Spanyol, ia sudah mengalami 18 kali cedera. Itu nyaris tiga kali lipat dari jumlah golnya (7 gol) bersama El Real.

Terbuktinya Ramalan Jose Mourinho

Nah, saking seringnya ditekel lawan, Jose Mourinho pernah kebawa emosi ngeliatnya. Pada tahun 2015, The Special One yang sedang menjalani periode keduanya bersama Chelsea sempat bekerjasama dengan Eden Hazard. Kala itu, Mourinho begitu kesal dengan wasit-wasit Liga Inggris yang tak memberikan pelanggaran meski sang pemain mendapat tekel keras.

Mourinho merasa para pengadil lapangan tak melindungi Hazard dengan tidak memberikan pelanggaran saat sang pemain ditekel. Menurutnya, itu berbahaya untuk masa depan sang pemain. “Pertandingan demi pertandingan, Hazard selalu dihukum oleh lawan dan tidak dilindungi wasit. Mungkin suatu hari nanti, kita akan kehilangan Eden Hazard,” ucap Mourinho dalam salah satu wawancaranya.

Mourinho menambahkan, kalau jika begini terus, karir Hazard akan selesai sebelum masa prime-nya habis. Permainan Hazard yang terlalu skillfull menjadi alasan mengapa dirinya tak bisa tahan lama di jagad sepakbola seperti halnya Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. Ditambah Hazard merupakan pemain yang iseng. Sekalinya ditekel, ia justru semakin bernafsu untuk memancing emosi lawan-lawannya.

Kini, ucapan Mourinho itu terbukti. Di usianya yang memasuki 30 tahun, performa Hazard sudah menurun drastis. Tak mampu bangkit, akhirnya Hazard pun pensiun di usia 32 tahun. Usia yang terbilang masih dalam periode keemasan. Seharusnya, ia masih bisa berkarir di level top untuk dua atau tiga tahun lagi.

Gaya Hidup yang Buruk

Selain karena cedera, gaya hidup juga jadi salah satu penyebab pendeknya usia karir Hazard. Ya, pemain asal Belgia ini juga dikenal sebagai pemain yang gemar menyantap makanan cepat saji, minum-minuman beralkohol, dan malas latihan lebih keras dari biasanya.

Hal ini juga sempat dikeluhkan oleh Jose Mourinho. Menurutnya, Hazard bisa saja tampil lebih bugar andai melakukan rangkaian latihan dengan maksimal. Karena dianugerahi teknik dan bakat yang luar biasa, Hazard seperti enggan berusaha lebih. Bahkan kebiasaan buruk menenggak minuman keras sudah dimulai sejak ia masih bermain di Lille.

Sebagian dari kalian pasti masih ingat dengan urban legend tentang Hazard yang mencetak hattrick dalam keadaan mabuk saat di Lille. Cerita unik itu diungkapkan oleh mantan pemain Lille, Rio Mavuba. Malam harinya sebelum pertandingan melawan AS Nancy, Mavuba merencanakan acara minum-minum di kelab malam untuk pesta perpisahan Hazard yang sudah dipastikan bakal gabung Chelsea.

Larut dalam kegembiraan, Hazard yang lupa diri terus minum hingga pagi. Masih keadaan setengah sadar dan belum tidur dari semalam, Hazard justru mampu mencetak tiga gol dalam waktu 30 menit di sore harinya. Itu jadi hattrick pertama dan satu-satunya selama berseragam Lille.

Menolak Banyak Klub

Gaya hidup yang buruk makin memperburuk setiap cedera Hazard. Karena minim kontribusi, di penghujung karirnya bersama El Real Hazard mencapai kesepakatan dengan klub untuk berpisah di akhir musim 2022/23. Sempat sepi peminat di awal-awal bursa transfer musim panas, tawaran pun silih berganti datang kepada Hazard.

Dari MLS hingga Arab Saudi, semuanya menaruh hati pada sang pemain. Mereka ingin menambahkan namanya pada proyek musim 2023/24. Namun, Hazard justru menolak. Alasannya pun beragam. Salah satu yang paling kuat adalah suara hatinya sendiri. Ketika menjalani negosiasi dengan beberapa klub peminat, Hazard tidak merasa tertarik. Hasrat untuk kembali merumput seperti sirna darinya. 

Hazard merasa tahun ini adalah tahun yang tepat untuk pamit dari sepakbola. Bahkan, ia sudah berpikir untuk pensiun sejak empat bulan yang lalu. Lantas, kenapa ia terus menunda pengumuman resminya? Ternyata itu adalah ulah sang agen, yakni ayahnya sendiri. 

Thierry Hazard sempat membujuknya untuk kembali merumput untuk satu atau dua musim lagi. Namun, keputusan sang pemain sudah bulat. Hazard sudah tak mau memaksakan dirinya untuk terus bermain sepakbola, apalagi karena sudah mendapatkan banyak kebahagiaan di ranah kompetitif. 

Tercatat, Hazard sudah memenangkan belasan penghargaan termasuk dua gelar Premier League, dua gelar La Liga dua gelar Europa League dan satu gelar Liga Champions. Jadi, tak ada kata lain yang harus terucap selain terimakasih. Aksimu di lapangan tak akan pernah terlupakan.

Sumber: Goal, The Guardian, BBC, Marca, Mirror

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *