Gimana Nasib 11 Pemain Starting XI Ajax Yang Main di Semifinal Champions League?

Musim 2018/19 adalah musim yang menyenangkan untuk para fans sepak bola Eropa. Di musim itu kita bisa menyaksikan tim Ajax yang diisi pemain muda tampil sangat atraktif. Di bawah asuhan Erik Ten Hag, mereka bisa mengalahkan para raksasa seperti Juventus dan Real Madrid. Pada akhirnya Ajax bisa menembus semifinal Champions League.

Sayangnya Ajax semakin terpuruk sejak saat itu. Mereka berada dalam krisis dan para pemain yang bertanding di Semifinal Champions League musim 2018/19 pun sudah tidak ada lagi. Lalu bagaimana nasibnya? Jawaban itu bisa kalian ketahui di daftar ini.

Andre Onana

Posisi penjaga gawang diisi oleh kiper kesayangan Erik Ten Hag, Andre Onana. Onana adalah bagian vital dari skuad Ajax 2018/19. Dan ia pun tetap jadi pemain penting untuk tim sejak musim yang membanggakan itu.

Namun di tahun 2021, Onana terbukti mengkonsumsi doping. Menurut pengakuannya, ia mengkonsumsi pil milik istrinya dengan mengira itu obat sakit kepala. Tapi sanksi tetap dijatuhkan kepada Onana. Pemain asal Kamerun itu pun mendapat larangan bermain selama 9 bulan dan kehilangan tempatnya di skuad Ajax.

Di akhir musim 2021/22, Onana hengkang dari Ajax menuju ke Inter. Di situ ia bisa membawa Inter sampai final Champions League musim 2022/23. Meski kalah di final, ia pun reunian lagi dengan Erik Ten Hag di Manchester United sejak awal musim 2023/24.

Noussair Mazraoui

Di posisi bek sayap kanan, ada Noussair Mazraoui. Ia adalah pencetak gol di babak penyisihan Champions League musim 2018/19 saat melawan Benfica dan Bayern Munchen. Di akhir musim tersebut ia mencatatkan 4 gol dan 4 assist dari 48 pertandingan. Membuatnya dianugerahi Marco van Basten sebagai bakat terbaik Ajax di tahun 2019.

Kontraknya bersama Ajax habis di tahun 2022. Ia tidak memperpanjang kontraknya dan malah pindah ke Bayern Munchen. Mazraoui sempat frustasi di musim pertamanya bersama die bayern karena kurangnya menit bermain. Di musim itu ia mencatatkan 1 gol dan 4 assist dari 26 pertandingan.

Matthijs de Ligt

Di musim 2018/19 itu, usia De Ligt memang baru 19 tahun. Tapi ia adalah jimat di lini pertahanan Ajax. Dan tak hanya itu, ia juga jadi sosok pemimpin bagi rekan-rekan setimnya. Di tahun 2018, De Ligt dapat penghargaan Golden Boy. Menjadikannya sebagai bek pertama yang memenangkan penghargaan tersebut.

Setelah musim 2018/19 berakhir, ia diincar oleh banyak klub top. Dari Manchester United, Bayern Munchen, sampai Barcelona. Tapi Juventus memenangkan perlombaan itu dengan mahar sebesar 75 juta euro.

Ia tidak langsung tampil meyakinkan di Turin. Baru di musim 2021/22 ia mulai bisa kembali jadi bek yang diperhitungkan. Namun, di tahun 2022, ia malah pindah ke Bayern Munchen dengan biaya transfer 67 juta euro.

Daley Blind

Blind adalah sosok yang sudah dikenal publik Johan Cruyff Arena. Namun saat ia pulang dari Manchester United ke Ajax di tahun 2018, banyak keraguan muncul dari para penggemar. Performanya di United yang tak menonjol dan usianya yang sudah tak muda membuatnya diragukan bisa tampil mengesankan di tim Ten Hag. Tapi ia bisa membuktikan keraguan itu salah. Blind jadi bek tengah andalan Ten Hag untuk berpasangan dengan De Ligt.

Namun di bulan Januari 2023, Blind pindah ke Bayern Munchen dengan status bebas transfer. Dan setengah tahun kemudian, Blind kembali pindah ke Girona dengan status bebas transfer pula.

Nicolas Tagliafico

Nicolas Tagliafico didatangkan dari Independiente di tahun 2018 seharga 4 juta euro saja. Bek sayap kiri itu langsung bisa nyetel dengan permainan Ajax. Menjadikannya pantas disebut sebagai salah satu pembelian terbaik Erik Ten Hag.

Setelah menjalani musim 2018/19 yang luar biasa dengan mencetak 6 gol dan 6 asis, Tagliafico jadi incaran banyak klub besar. Yang paling serius adalah Barcelona dan Atletico Madrid. Tapi harga 20 juta euro yang dipatok masih dianggap terlalu tinggi.

Tagliafico akhirnya bertahan di Ajax sebelum akhirnya pindah ke Lyon dengan harga 4 juta euro di tahun 2022.

Lasse Schöne

Lasse Schone mungkin tak sepopuler rekan-rekannya di daftar ini. Tapi golnya tendangan bebasnya yang luar biasa ke gawang Real Madrid itu masuk ke goal of the decade Ajax. Itu jadi salah satu gol terbaik diantara gol-gol indahnya untuk Ajax.

Di tahun 2019, atau setelah 7 tahun mengabdi pada de joden, Schone pindah ke Serie A bersama Genoa. Tapi di tahun 2021 namanya malah dibekukan dari skuad dan tak bisa main di Serie A. Schone pun keluar dan sempat menganggur sebulan.

Ia kembali merumput di Belanda bersama Heerenveen. Di bulan Juli 2021, Schone kembali pindah ke NEC Nijmegen. Umurnya kini sudah 37 tahun. Jadi tidak heran kalau gelandang tengah itu akan pensiun tak lama lagi.

Frankie de Jong

Gelandang tengah lainnya adalah Frankie de Jong. Sama seperti De ligt, De Jong adalah bintang muda yang mencuri perhatian di musim 2018/19. Umurnya saat itu masih 22 tahun tapi ia sudah jadi andalan dan dipercaya memimpin lini tengah Ajax.

Di tahun 2019, De Jong pindah ke Barcelona dengan biaya 75 juta euro. De Jong pun langsung diproyeksikan untuk menggantikan peran Sergio Busquets di skuad blaugrana. Dan tak butuh waktu lama baginya untuk menguasai peran itu.

Meski gencar diberitakan akan reunian dengan Ten Hag di Manchester United, tapi sepertinya umur De Jong masih panjang di Barca. Mengingat seberapa penting dirinya untuk tim.

Donny van de Beek

Setelah tampil mengesankan di musim 2018/19, khususnya di Champions League, Donny van de Beek dikabarkan akan pindah ke Real Madrid. Namun, rencana transfer itu gagal dan Van De Beek malah pindah ke Manchester United di tahun 2020 dengan mahar 39 juta euro.

Tapi ia malah sulit masuk ke starting eleven United. Di tahun 2022 ia sampai dipinjamkan ke Everton. Sayangnya itu tak berhasil mengembalikan performanya. Bahkan sampai Erik Ten Hag datang sebagai manajer, Van De Beek masih saja tak bisa tampil maksimal.

Hakim Ziyech

Dari lini tengah, kita beralih ke penyerang. Di posisi sayap kanan ada Hakim Ziyech. Pemain sayap kebangsaan Maroko itu salah satu pemain terbaik di skuad Ajax milik Ten Hag. Ia mencetak 21 gol dan 24 asis dari 49 pertandingan musim 2018/19.

Di musim dingin 2020, Chelsea menebus Ziyech dengan harga 33 juta euro. Ziyech masih menymbang beberapa gol untuk Chelsea. Sayangnya performanya lebih tidak konsisten dibanding saat di Ajax. Di musim panas 2023, ia pun dipinjamkan ke Galatasaray.

Kasper Dolberg

Kasper Dolberg dulunya pernah jadi pemain muda yang paling dielu-elukan di Ajax. Di tahun 2017, Bomber asal Denmark itu jadi pemain non-Belanda termuda yang pernah cetak hattrick untuk Ajax. Sayangnya sejak saat itu pamornya malah mulai menurun.

Di setelah musim 2018/19 berakhir, ia pun dijual. Namun berbeda dengan kawan-kawannya yang ke liga top Eropa, ia dijual ke klub Prancis Nice seharga 20 juta euro. Di tahun 2023, ia kembali di jual ke Anderlecht. Usianya masih 26 tahun tapi tampak seperti ia tidak akan pernah memenuhi potensi penuhnya.

Dusan Tadic

Terakhir ada Dusan Tadic. Ia berangkat dari pemain buangan di Southampton, jadi mesin gol di Ajax dan pahlawan Champions League 2018/19. Majalah Prancis L’equipe yang terkenal kritis, bahkan memberikannya skor sempurna 10 untuk penampilannya saat melawan Real Madrid di Bernabeu.

Tadic jadi yang paling setia bersama Ajax. Atau lebih tepatnya yang paling bertahan lama daripada pemain lain di daftar ini. Ia setia mengabdi untuk de joden sampai akhir musim 2022/23. Di musim panas 2023 saat usianya sudah 34 tahun, ia pun dilepas ke Fenerbahce.

Sumber referensi: Planet, GMS, Squawka, Goal, FT, Marca, FItalia, SB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *