Chelsea Tiga Kali Tolak Tawaran MU Buat Mason Mount, Kayak Pemainnya Bagus Aja!

Jika boleh menerka-nerka, kepalanya Erik ten Hag yang plontos dan licin itu pasti tengah dipenuhi air yang baru saja mendidih. Ia dibuat senewen karena bursa transfer sudah dibuka lebar-lebar, namun gerak transfer Manchester United hanya sampai ke tahap gosip-gosip doang.

Bukan hanya itu, Ten Hag juga dibikin pening kepalanya lantaran tawaran Manchester United ke Mason Mount ditolak sampai tiga kali oleh Chelsea. Sial betul memang si Chelsea ini. Dua pemainnya, Mateo Kovacic dan Kai Havertz mudah sekali dilepas ke Manchester City dan Arsenal.

Namun, kenapa ketika MU yang mau beli, Chelsea justru mempersulitnya? Padahal pemain yang dikehendaki Setan Merah itu juga nggak bagus-bagus amat. Setidaknya pada musim lalu penampilan Mount terbilang biasa-biasa saja. Bahkan cenderung drop.

Akan tetapi, Manchester United, dalam hal ini Ten Hag punya alasan kuat mengapa sebegitunya ingin mendaratkan Mason Mount, sampai-sampai menawar untuk ketiga kalinya.

Proses Transfer Mount

Manchester United mengarahkan perhatian ke Mason Mount setelah melihat pemain itu kontraknya akan habis setahun lagi, tepatnya pada Juni 2024. Todd Boehly dan Eghbali juga terlihat sedang cuci gudang. Beberapa pemainnya dilepas ke klub lain, terutama ke Liga Pro Arab Saudi. Logikanya, daripada Mount jadi pemain gratisan musim depan, Chelsea bisa menjualnya musim ini.

Peluang itu menjadi sangat sempurna untuk diterkam United. Mereka pun mengajukan tawaran dan mencoba membujuk Mason Mount untuk bergabung. Mantan anak asuh Frank Lampard itu kabarnya sudah sepakat untuk berseragam United. Namun, Chelsea bukanlah tim yang mudah melepas pemainnya.

Lagi pula, ini yang menawar Manchester United. Chelsea paham, sudah semestinya mereka bisa menimba lebih banyak duit dari Setan Merah. Semua kan, tahu, United memang suka membeli pemain dengan harga setinggi gedung Petronas.

Maka tawaran United senilai 40 juta paun (Rp764,3 miliar) ditolak oleh Chelsea. Dih! Tawaran macam itu? Masa Mount ditawar 40 juta doang? Alhasil, United menaikkan tawarannya di angka 50 juta paun (Rp955 miliar). The Blues merasa tawaran itu masih kurang banyak.

Chelsea pun meminta 70 juta paun (Rp1,3 triliun) untuk Mount. United merasa nilai tersebut sangat tinggi untuk pemain yang kontraknya tinggal setahun. Mount juga sudah bersedia gabung MU. Ia tidak mau berkelit dan tak sudi klub mempersulit kepindahannya ke Old Trafford.

Chelsea pun merasa, oke deh, kalau begitu United bisa membawa pulang Mount dengan mengajukan proposal senilai 65 juta paun (Rp1,2 triliun). Rinciannya, 58 juta paun (Rp1,1 triliun) untuk biaya transfer tujuh juta paun (Rp133 miliar) sisanya add-ons. Tapi United masih menganggap itu tidak masuk akal.

MU pun menawar lagi dengan nilai 55 juta paun (Rp1 triliun), dengan rincian 50 paun (Rp955,5 miliar) biaya transfer dan lima juta paun (Rp95,5 miliar) sisanya add-ons. Tawaran itu sangat ideal untuk Mount. Namun, Chelsea menolak lagi tawaran dari United.

Mount Tidak Mentereng Musim 2022/23

Ya, begitulah proses tawar-menawar di pasar transfer yang ternyata tidak semudah tawar-menawar di Pasar Klewer. Namun, terlepas dari kualitas Mount, tawaran yang diajukan United itu, kalau boleh berkata jujur, ideal. Singkatnya, musim 2022/23, penampilan Mount di Chelsea juga tak terlampau apik.

Mount bahkan mengalami penurunan performa. Dikutip The Analyst, musim lalu Mount hanya mencetak tiga gol dan dua asis saja. Jauh lebih sedikit dari musim sebelumnya, di mana ia mencetak 11 gol dan 10 asis. Dikutip laporan yang sama, Mount juga jarang menciptakan peluang musim lalu.

Nilai rata-ratanya hanya 1,6 peluang per 90 menit, turun dari 2,2 peluang per laga dari musim sebelumnya. Mount juga menghasilkan tembakan yang lebih sedikit. Musim 2021/22, rata-rata tembakan yang diciptakan Mount adalah 2,9 shoot per 90 menit. Angka itu menurun di musim 2022/23 menjadi 1,8 sontekan per laga.

Tidak hanya itu. Menurut Fbref, angka sentuhannya juga jauh menurun. Musim 2022/23, Mount cuma melakukan 969 sentuhan, merosot dari 1.564 sentuhan di musim sebelumnya, dan 2.305 sentuhan di musim 2020/21. Jumlah umpan Mount juga sedikit.

Data dari Footy Stats menunjukkan, musim 2022/23, Mount hanya mengemas 691 umpan dengan rata-rata umpan suksesnya 30,14 per 90 menit. Itu menurun dari 1115 umpan dengan rata-rata umpan suksesnya 35,88 per laga pada musim 2021/22. Statistik-statistik buruk semacam ini seharusnya bikin Chelsea sadar tidak menjual Mount terlalu mahal.

Mengapa MU Ingin Beli Mount?

Lagi pula, saat naskah untuk video ini dibuat, tidak ada yang tertarik mengangkut Mount kecuali Manchester United. Bagaikan bini yang ngidam, Setan Merah ngebet betul buat datengin Mason Mount. Meski statistiknya buruk musim lalu, tapi Setan Merah memandang Mount penting.

Betul bahwa Setan Merah, selain membutuhkan penyerang murni, juga perlu mendatangkan gelandang baru yang segar. Sebab musim lalu, lini tengah menjadi poros kekuatan United. Fred dan McTominay tentu lebih baik didaftarkan ke bursa transfer. Atau titipkan saja ke Liga Thailand.

MU butuh sosok gelandang bagus, selain Bruno Fernandes, Casemiro, dan Christian Eriksen. Dan Mount jelas sanggup memenuhi kebutuhan tersebut. Ia lebih dari sekadar tenaga ekstra untuk kedalaman skuad. Mount punya ketangkasan yang luar biasa dalam mengontrol permainan di lini tengah.

Ia kerap memainkan peran nomor delapan. Berada di belakang penyerang. Mount sangat bagus dalam berkontribusi menyerang maupun bertahan. Meski sudah tentu, ia akan memberikan pengaruh lebih banyak di lini pertahanan lawan. Tugas inilah yang suatu saat bisa meringankan beban Bruno Fernandes.

Dilansir Transfermarkt, Mount memiliki rata-rata gol dan asis 0,47 musim ini. Hanya Eriksen dan Bruno, dua gelandang MU yang punya rata-rata gol dan asis lebih tinggi, yaitu 0,56 dan 0,63. 

Mount memang payah di musim lalu. Namun, itu sedikit banyak dipengaruhi penampilan Chelsea yang buruk. Kalau mau lihat bagusnya Mount adalah di musim 2021/22. Waktu itu ia menjadi pencetak gol terbanyak The Blues. Ia juga menjadi pencetak asis terbanyak klub. Sentuhannya di dalam kotak penaltinya juga tertinggi di klub musim itu, yakni 145 sentuhan.

Dimau Ten Hag

Keinginan United mendatangkan Mount juga merupakan kehendak Ten Hag. Manajer yang satu ini sudah terpikat oleh Mount sejak melatih Ajax, saat pemain itu dipinjamkan ke Vitesse musim 2017/18. Gelandang luar biasa itu mencetak 14 gol dan 10 asis musim itu, dan dinobatkan sebagai pemain terbaik Vitesse musim tersebut.

Salah satu momen yang bikin Ten Hag sangat mengagumi Mount adalah ketika tendangan bebasnya membuahkan gol untuk Vitesse. Gol itu menjadi gol ketiga Vitesse saat mengalahkan Ajax 3-2 pada Maret 2018. Sampai ketika melatih MU, Ten Hag sepertinya tidak menyurutkan kekagumannya pada Mason Mount.

Mendatangkan Mount adalah ide yang bagus. Namun, United harus bekerja keras agar membujuk Chelsea. Atau kalau tidak, MU mungkin bisa membeli Mount musim depan. Saat pemain ini sudah berstatus bebas transfer. Akan tetapi, itu pun bisa jadi sulit, sebab Mount dikabarkan masuk dalam rencana Pochettino.

Sumber: Transfermarkt, SkySports, 3AddedMinutes, TheAnalyst, Detik, FootyStats, Fbref

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *