Cesc Fabregas, Lebih Cocok Legenda Arsenal, Barcelona, Atau Chelsea?

Lahir dengan nama lengkap Francesc Fabregas Soler. Lahir di daerah di Catalunya bernama Arenys de Mar, Fabregas kecil bercita-cita menjadi pesepakbola handal. Dan kini cita-cita itu sudah terwujud.

Arsenal, Barcelona, Chelsea, AS Monaco, hingga Como, adalah beberapa klub yang sudah ia singgahi. Tak terasa kini ia sudah mengucapkan salam perpisahan pada hobi yang ia cintai sejak kecil. Ya, di usia 36 tahun Fabregas memutuskan untuk gantung sepatu.

Produk Asli Dari La Masia

Yang dipertanyakan banyak pihak setelah pensiunnya adalah, ia lebih cocok disebut legenda klub mana? Legenda Arsenal, Barcelona, atau Chelsea? Fabregas sejak remaja sudah ikut akademi Barcelona La Masia.

Di usia 15 tahun ia sudah masuk skuad Barcelona U-16. Namun, ketika ia sering tak dimainkan di skuad inti, ia memilih jalan keluar. Jalan keluar itu pun didukung oleh orang terdekatnya termasuk orang tuanya.

Ya, Fabregas yang diminati Arsenal akhirnya tertarik untuk hijrah ke London. Di Arsenal lah petualangannya menjadi pesepakbola top dimulai.

Hijrah ke London

Fabregas pindah ke Arsenal pada tahun 2003. Bahkan ia langsung masuk skuad Arsenal U-23. Tak salah memang Fabregas memilih Arsenal. Pelatih Arsenal, Arsene Wenger adalah pelatih yang gandrung mengorbitkan para pemain muda. Terbukti, Fabregas pernah dicoba untuk debut di skuad Arsenal senior.

Tepatnya 28 Oktober 2003, Fabregas debut untuk pertama kalinya di Piala Liga kala melawan Rotherham United. Wenger memberinya 85 menit untuk ia bermain di laga itu dengan jersey bernomor punggung 57.

Di musim Fabregas bergabung dengan The Gunners, adalah musim di mana Arsenal mengukir rekor Invincible. Namun sayang, Fabregas tak dianggap sebagai bagian dari skuad Invincible itu karena tak bermain sama sekali di Liga Inggris.

Baru di musim 2004/05, Wenger mulai mencobanya untuk diintegrasikan ke tim senior. Hal pertama yang tak mungkin dilupa Fabregas yakni ketika ia mampu menjadi bagian dari Arsenal kala menggondol trofi Community Shield.

Minim Gelar Di Arsenal

Tak hanya gelar itu saja yang diperoleh Fabregas ketika berjubah merah putih khas Meriam London. Piala FA di tahun 2005 juga mampu diraihnya. Hal lain yang bisa dibanggakan yakni sumbangsihnya membantu Arsenal mencapai Final Liga Champions 2006.

Namun dengan minimnya gelar Fabregas di Arsenal, FourFourTwo pernah mengklaim bahwa banyak orang cenderung melupakan betapa besar jasa Fabregas secara permainan. Hanya karna tak banyak meraih trofi, ia sering dianggap tak sempurna.

Kepindahannya Ke Barcelona Dihujat

Fabregas seharusnya layak jadi legenda Arsenal. Tapi, hubungan buruknya dengan fans jadi masalah. Keputusannya meninggalkan Arsenal ke Barcelona bisa jadi merupakan keputusan terburuk dalam kariernya.

Di Barca, dalam benaknya ia bisa memperoleh gelar Liga Champions yang diidam-idamkannya. Wajar saja, karena ketika itu di bawah Pep Guardiola, Barcelona sedang jaya-jayanya di Eropa.

Tapi hal itu tak terjadi. Yang terjadi malah hujatan sana-sini dari fans Arsenal. Fabregas tampak memahami dan menyadari masalah itu. Meski selama tiga musimnya mengabdi di Camp Nou, Fabregas bergelimang gelar. Diantaranya satu gelar La Liga, satu Copa Del Rey, dua Piala Super Spanyol, satu Piala Dunia Antarklub, dan satu Piala Super Eropa.

Momen kembalinya si anak hilang La Masia itu tak dipungkiri menjadi momen yang paling mengagumkan bagi fans Blaugrana. Mereka akhirnya sempat melihat secara langsung produk asli Catalan bisa memberikan sumbangsih nyata bagi tim tanah kelahirannya.

Bagi fans Arsenal, mereka tak peduli dengan pencapaian itu. Mereka sudah kadung sakit hati ketika Fabregas berbohong mengaku terpaksa meninggalkan klub. Para fans justru menganggap Fabregas memang sengaja untuk pergi demi ambisi. Mereka menganggap ruh loyalitas atau kesetiaannya pada Arsenal sudah hilang.

Ditolak Kembali Ke Arsenal

Setelah memilih untuk meninggalkan Barcelona di 2014, sebenarnya peluang untuk rujuk kembali dengan Arsenal terbuka lebar. Dikatakan bahwa tujuan utama Fabregas adalah menghubungi pihak Arsenal dan Arsene Wenger soal peluangnya untuk kembali.

Dalam Kammy and Ben’s Proper Football Podcast, Fabregas menceritakan keadaan sebenarnya ketika ia berniat untuk pulang ke Arsenal. Ia bahkan menunggu jawaban hingga seminggu dari pihak Arsenal dan Wenger. Di saat menunggu, Fabregas juga tak menjajakan dirinya ke klub lain demi Arsenal.

Setelah seminggu baru jawaban itu hadir. Wenger menurutnya sudah mempertimbangkan bahwa niatnya itu ditolak. Ia ditolak dengan alasan Wenger sudah punya banyak stok gelandang macam Mesut Ozil, Santi Cazorla, Aaron Ramsey, maupun Jack Wilshere. Fabregas ketika itu juga menganggap bahwa sepertinya Wenger sendiri terkesan masih merasa sakit hati untuk menerimanya lagi.

Diterima Chelsea

Tapi itu tak apa bagi Fabregas. Ia legowo dan yang terpenting sudah punya niatan baik untuk merajut lagi hubungan yang sudah terlanjur kusut dengan mantan klubnya itu. Kemudian tak ada jalan lain baginya selain menjajakan dirinya ke klub lain.

Tambah parahnya lagi, yang menerimanya adalah Chelsea. Atas pendekatan yang dilakukan Mourinho, Fabregas justru tertarik membela rival Arsenal itu. Entah itu adalah sikap perlawanan dari Fabregas setelah ditolak Arsenal, atau murni karena untuk keberlanjutan karirnya saja.

Pasca berseragam Chelsea, Fabregas pernah mengakui bahwa secara tidak langsung dia telah menyakiti hati para fans Arsenal. Tapi sayangnya, suara penyesalan dari Fabregas itu tak digubris fans Arsenal.

Fabregas pun akhirnya tak sungkan dengan berbalik mengatakan bahwa ia sangat kerasan selama berseragam The Blues. Bahkan menurutnya, keputusan untuk berlabuh ke Stamford Bridge adalah keputusan terbaik yang pernah ia buat dalam karir sepakbolanya.

Dapat Liga Inggris dan Europa League di Chelsea

Memang keputusan yang tepat, karena selama di Chelsea, Fabregas akhirnya bisa merasakan gelar juara Liga Inggris. Momen yang tak bisa ia dapatkan ketika berseragam Arsenal.

Di Chelsea bahkan Fabregas meraih dua gelar Liga Inggris sekaligus. Yakni pada musim 2014/15 bersama Jose Mourinho, serta musim 2016/17 bersama Antonio Conte. Tak hanya itu, satu gelar Piala FA di tahun 2018, dan satu gelar Piala Liga di tahun 2015, juga berhasil ia gondol.

Ada juga catatan menarik bagi Fabregas ketika masih berstatus sebagai pemain Chelsea. Meski tak secara langsung mengangkat trofi, setidaknya ia pernah tercatat sebagai bagian dari skuad Chelsea yang meraih gelar Europa League pada musim 2018/19. Pasalnya di Januari 2019, ia sudah kadung dipinjamkan ke AS Monaco.

Pensiun Tanpa Gelar Liga Champions

Banyaknya gelar ketika musim singkatnya di Chelsea dan Barcelona, ketimbang di Arsenal, Fabregas sebenarnya lebih banyak dikenang sebagai pahlawan oleh fans Barca maupun Chelsea.

Mungkin ada juga sebagian besar fans Arsenal yang bagaimanapun ceritanya Fabregas tetap ada dihati mereka sampai kapanpun. Kini Fabregas sudah pensiun. Banyak suka duka perjalanan kisah Fabregas yang layak untuk dikenang. Semua orang sepakat bahwa ia adalah salah satu bintang pada zamannya.

Hampir semua gelar dari level klub dan negara telah ia rasakan. Tapi ada satu yang terlewat. Ya, ia belum pernah merasakan indahnya mengangkat trofi Liga Champions.

Sumber Referensi : planetfootball, transfermarkt, mirror

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *